Pohon jambu kera ini berukuran sedang, menggunakan tinggi aporisma sanggup mencapai 12 meter. Bukan termasuk pohon yang tegak, percabangannya lebih banyak menyamping tetapi nir rimbun karena daunnya relatif sporadis. Apa yang selama ini dikenal masyarakat sebagai butir (bagian lunak menggunakan kandungan air yang banyak) sebenarnya bukanlah buahnya. Melainkan dasar bunga yg mengembang sehabis terjadi pembuahan. Kemudian disebut sebagai butir semu. Bagian buah aslinya adalah bagian mete yg bercangkang keras. Dimana pada dalamnya masih ada biji yg diklaim ‘kacang mete’.
Buah semu jambu mete sporadis sekali dijadikan komoditi. Lantaran cita rasanya yg nir begitu manis dan seringkali bercampur rasa asam bahkan sepat. Namun buah aslinya, si ‘kacang mete’ ini adalah komoditi ekspor yang cantik. Selain bisa diolah sebagai makanan ringan, pula sudah dijadikan sebagai bahan krusial dalam industri makanan. Biasanya dipakai buat menghias kudapan manis atau coklat. Bagian daun mudanya dijadikan menjadi lalapan baik mentah atau dikukus.
Dalam ilmu pengobatan, hampir seluruh bagian tumbuhan jambu mete ini memiliki kegunaan menjadi obat. Kemampuannya sebagai obat sudah dipakai di lebih berdasarkan 23 negara. Jambu kera bahkan masuk dalam daftar prioritas WHO menjadi tanaman obat yg paling poly dipakai di global. Dalam sebuah jurnal ilmiah disebutkan bahwa jambu kera memiliki khasiat dalam menaikkan kemampuan otak & mengembalikan fungsi otak yang terganggu (hilang ingatan, kelelahan kerja, gangguan s3ksual, halusinasi, kemunduran daya ingatan & lain sebagainya).
Bagian daunnya biasa dipakai sebagai obat luar buat mengatasi penyakit kulit atau luka bakar. Air perasan kulit buahnya yang berupa minyak jua sanggup digunakan buat mengobati kutil atau borok. Bagian akar jambu monyet dipakai buat mengobati diare, obat kumur buat mengatasi sariawan & menghilangkan jerawat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar